Belajar Firman Tuhan dengan Alkitab sebagai dasar.
Yesus dalam Nubuatan Kitab Taurat, Para Nabi dan Mazmur
Pendahuluan
Alkitab, sebagai firman Allah yang hidup, menyajikan gambaran yang konsisten dan mendalam tentang Mesias, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tiga teks kunci, Mazmur 110, Yesaya 53, dan Lukas 24:44–46, memberikan perspektif yang saling melengkapi tentang identitas, misi, dan penggenapan karya Yesus Kristus. Melalui ketiga bagian ini, kita melihat paradoks penderitaan dan kemuliaan, peran Mesias sebagai korban dan Imam, serta rencana keselamatan Allah yang bersifat universal.
1. Yesaya 53: Mesias sebagai Hamba yang Menderita
Nubuat dalam Yesaya 53 menggambarkan Mesias dengan cara yang mengejutkan dunia: bukan sebagai raja yang perkasa, melainkan sebagai Hamba Tuhan yang menderita dan menanggung dosa banyak orang. Beberapa poin penting dari pasal ini:
Penolakan dan penderitaan (Yesaya 53:3) → “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan…”
Pengorbanan penebusan (Yesaya 53:5) → “Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita…”
Kematian yang bermakna (Yesaya 53:10) → “Tuhan berkehendak meremukkan Dia dengan kesakitan…”
Nubuat ini mengarah langsung pada salib Kristus, tempat Yesus yang tidak berdosa menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia.
2. Mazmur 110: Mesias sebagai Raja dan Imam yang Mulia
Jika Yesaya 53 menekankan kerendahan dan penderitaan, Mazmur 110 justru menonjolkan kemuliaan dan otoritas Mesias:
Raja di sebelah kanan Allah (Mazmur 110:1) → “Duduklah di sebelah kanan-Ku…”
Imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek (Mazmur 110:4) → Menegaskan peran Mesias sebagai pengantara kekal.
Kemenangan atas musuh (Mazmur 110:2) → “Tuhan mengulurkan tongkat kekuasaan-Mu…”
Semua ini digenapi dalam kebangkitan dan kenaikan Yesus, di mana Ia dimahkotai dengan kemuliaan dan duduk di sebelah kanan Allah (bdk. Ibrani 1:3, 13).
3. Lukas 24:44–46: Yesus Menggenapi Semuanya
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menyatakan bahwa seluruh Kitab Suci menunjuk kepada-Nya:
“Inilah perkataan-Ku… bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi, dan kitab Mazmur.” (Lukas 24:44)
Yesus Menggenapi Kitab Taurat, Para Nabi dan Kitab Mazmur
Dalam bagian ini, Yesus menyatukan penderitaan (Yesaya 53) dan kemuliaan (Mazmur 110) sebagai bagian dari satu rencana Allah yang utuh yang digenapi melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
Paradoks yang Tersingkap: Penderitaan dan Kemuliaan
Pada zaman-Nya, banyak orang Yahudi mengharapkan Mesias sebagai pembebas politik seperti yang digambarkan dalam Mazmur 110. Namun mereka gagal melihat bahwa jalan menuju takhta harus melewati salib, sebagaimana dinyatakan dalam Yesaya 53.
Melalui pencerahan Roh Kudus (Lukas 24:45), para murid akhirnya mengerti bahwa:
Kematian-Nya bukan kegagalan, tetapi kemenangan.
Ia adalah sekaligus Korban dan Imam, Hamba dan Raja.
Keselamatan yang Ia bawa tidak terbatas pada satu bangsa, tetapi untuk segala bangsa.
Aplikasi bagi Umat Percaya
Percayalah pada Rencana Allah Jalan hidup kita mungkin melibatkan salib sebelum mahkota, tetapi Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita (Roma 8:28).
Ikuti Teladan Kristus Mesias merendahkan diri, taat sampai mati, dan sekarang dimuliakan. Demikian pula kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, kerendahan, dan pengharapan.
Beritakan Kabar Baik Ini Karena Yesus menanggung dosa kita semua (Yesaya 53:6), keselamatan ini harus kita bagikan kepada dunia sebagai bagian dari misi-Nya yang agung (Lukas 24:47).
Kesimpulan
Mazmur 110, Yesaya 53, dan Lukas 24:44–46 menyuguhkan gambaran menyeluruh tentang Mesias: Hamba yang menderita, Imam yang mempersembahkan diri-Nya, dan Raja yang dimuliakan. Melalui pengajaran Yesus, “hal-hal yang tersembunyi” dalam Perjanjian Lama kini tersingkap. Kita diundang untuk percaya, mengikuti, dan mewartakan kebenaran ini karena di dalam Kristus, seluruh rencana keselamatan Allah mencapai penggenapannya yang sempurna.
“Sebab semua janji Allah adalah ‘Ya’ di dalam Dia.” (2 Korintus 1:20)
Amin.
Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru