“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!'”
➡️ Yesaya 6:8
Lagu ini saya buat sebagai respons atas adalah panggilan tersebut. Ini adalah lagu pengakuan bahwa hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk menjadi terang, menjadi berkat, dan menjadi alat di tangan-Nya.
Walau tak memiliki harta berlimpah tapi ada satu harta termulia dalam hidup ini bahwa hati saya memiliki cinta yang besar kepada Kristus.
Utuslah Aku
Ini adalah lagu tentang kerinduan yang tidak bisa dibungkam, kerinduan jiwa yang ingin hadir di tengah dunia yang retak, bukan sebagai pengamat, tapi sebagai utusan. “Utuslah Aku” lahir dari cinta yang mendesak, dari relasi yang menuntut keterlibatan. Bukan karena aku layak, tapi karena kasih itu memanggil.