“Siapakah kita ini? Hanya penumpang perahu sekoci yang memiliki keyakinan bahwa kita akan selamat sampai seberang… bukan karena kita yang memulai perjalanan ini, tetapi karena Kristus, yang berkata: Marilah kita menyeberang.” 🌊
1. Awal Perjalanan : Kristus yang Memanggil 📢
Sejak awal, bukan kita yang memulai. Kristuslah yang memberi panggilan:
“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: ‘Marilah kita bertolak ke seberang.'”
Markus 4:35
Perahu sekoci kecil ini bukan hasil usaha kita, melainkan anugerah-Nya. Dia yang menempatkan kita di dalam perahu itu, memberikan arah, dan memberi makna bagi perjalanan. Awal perjalanan iman adalah respons terhadap panggilan-Nya bukan sekadar keputusan manusiawi semata.
Seperti para murid yang dipanggil dari tepi danau Galilea, kita pun dipanggil untuk meninggalkan tepi yang aman dan berlayar menuju seberang yang belum terlihat. Inilah esensi iman: bergerak atas undangan Tuhan, bukan atas kepastian mata kita. ✨
“Kamu tidak memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.”
Yohanes 15:16
2. Tengah Perjalanan : Gelombang dan Badai 🌊⚡
Samudera iman bukan lautan yang tenang. Ada badai yang mengguncang perahu:
- Keraguan 💭 yang menerpa di malam sunyi, ketika janji Tuhan seakan tertunda dan jalan ke depan terasa kabur.
- Beban hidup ⚖️ yang membuat langkah terasa berat dengan munculnya masalah keuangan, keretakan relasi, penyakit yang berkepanjangan, atau kehilangan yang mendalam.
- Pusaran masalah 🌀 yang hampir menenggelamkan. Ini situasi yang datang bertubi-tubi hingga membuat kita merasa tidak sanggup lagi bertahan.

Ada saat Kristus terasa hadir secara nyata di tengah badai. Namun ada juga saat Dia seperti “tertidur” di buritan perahu (Markus 4:38), saat kita memanggil-Nya tetapi respons-Nya tidak segera terasa. Saat-saat inilah ujian iman yang sesungguhnya terjadi.
“Lalu Ia bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘Diam! Tenanglah!’ Maka angin itu pun redalah dan danau itu menjadi sangat tenang.”
Markus 4:39
Ketika para murid panik, Yesus bertanya: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Markus 4:40). Pertanyaan ini bergema sepanjang zaman: apakah kehadiran Kristus di dalam perahu kita sudah cukup untuk membuat kita tenang?
Iman sejati bukan hanya percaya ketika badai mereda, tetapi percaya ketika badai sedang bergelora dan Tuhan seakan diam. Iman adalah jangkar ⚓ yang menahan perahu kita tetap pada jalurnya, bahkan ketika ombak mengamuk.
John Calvin:
“Seeing that a Pilot steers the ship in which we sail, who will never allow us to perish even in the midst of shipwrecks, there is no reason why our minds should be overwhelmed with fear and overcome with weariness.”
→ Ini menegaskan: Sang Nahkoda (Yesus) yang mengendalikan kapal hidup kita; kita tidak perlu tenggelam dalam ketakutan karena Dia tak akan membiarkan kita karam.
“Sebab iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:1
3. Akhir Perjalanan : Senyum Kristus Menyambut 😊🏠
Kita tahu perjalanan ini tidak akan selamanya. Di seberang samudera menanti Dia: Yesus Kristus, Sang Nahkoda sejati yang telah mengajak kita menyeberang sejak awal.
Di ujung perjalanan, ada kepastian yang indah: senyum-Nya yang menyambut dengan sukacita surgawi. ✨

“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Matius 25:21
Perahu sekoci kecil ini akan sampai, bukan karena kekuatan kita, tetapi karena Dia yang ada di dalamnya. Kristus yang memulai, mengantar, dan menyelesaikan perjalanan iman kita. 🙏
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Matius 11:28
Ketika perahu ini akhirnya merapat di pelabuhan kekal, kita akan menyadari bahwa setiap gelombang, setiap badai, setiap malam yang gelap semuanya adalah bagian dari perjalanan yang membentuk dan mematangkan iman kita.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Roma 8:28
4. Kesaksian dan Pesan Rohani 💫
Hari ini, kita berdiri sebagai penumpang yang tahu: perjalanan iman adalah sebuah misteri yang indah. Samudera penuh badai, perahu terlihat rapuh, tetapi satu hal yang pasti : Kristus ada di dalam perahu itu. Dan kehadiran-Nya mengubah segalanya. 🌟
Seperti Paulus yang pernah mengalami badai di laut Mediterania (Kisah Para Rasul 27), kita belajar bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada kekuatan perahu atau keahlian kita sebagai pelaut, melainkan pada janji Tuhan yang tidak pernah gagal.
“Sebab Ia sendiri telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'”
Ibrani 13:5
Dan itu cukup untuk membuat kita berkata dengan penuh keyakinan:
“Marilah kita menyeberang.” ⛵
Karena perjalanan iman bukan soal kemampuan kita, melainkan tentang mempercayakan seluruh perjalanan kepada Kristus Sang Juru Selamat yang telah menaklukkan maut, yang berkuasa atas angin dan gelombang, yang setia dari awal hingga akhir. 🙌
“Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
Filipi 1:6
Refleksi Penutup 🕊️
Perahu iman kita mungkin kecil, mungkin terlihat rapuh di tengah samudera kehidupan yang luas. Tetapi selama Kristus ada di dalamnya, kita akan sampai di seberang. Bukan karena kita pelaut yang hebat, tetapi karena Dia adalah Tuhan atas segala badai.
Mari kita terus berlayar dengan iman, pengharapan, dan kasih . Ketiga hal yang kekal ini akan mengantar kita hingga ke pelabuhan surgawi. 💝
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
1 Korintus 13:13
Amin. 🙏✨

