Pendahuluan
- Sistem Imamat & Korban dalam Perjanjian Lama 🙏
Imam-imam Lewi mempersembahkan korban binatang untuk menebus dosa umat itu sifatnya sementara dan harus diulang.
Setiap tahun ritual ulang dilakukan di Hari Pendamaian (Imamat 16), menegaskan bahwa manusia tidak dapat mencapai kesucian hanya lewat hukum Taurat.
- Yesus sebagai Imam Besar Melkisedek 🕊️
Paulus menegaskan melalui Surat Ibrani (Ibrani 5:6; 7:17) bahwa Yesus bukan dari urutan Lewi, tetapi dari Melkisedek, imam kekal dan lebih tinggi daripada imam tradisional.
Ini berarti korban-Nya tidak bersifat sementara melainkan abadi.
- Pengorbanan Sekali untuk Selamanya
Korban binatang: berulang kali dan tidak memuaskan.
Yesus: satu kali, sempurna dan tuntas.
“Dengan darah‑Nya sendiri, Dia masuk sekali untuk selamanya ke dalam… kemuliaan Allah.” (Ibrani 9:12)
Maknanya: pengampunan dosa yang sempurna dan final. Hhukum Taurat tidak lagi menjadi satu-satunya jalan.
- Korban Syukur dan Bukti Iman ❤
Paulus mengajarkan (Ibrani 13:15-16) bahwa ritual fisik digantikan oleh:
- Korban syukur melalui kata: doa, pujian, pengucapan syukur.
- Korban iman lewat kasih nyata tindakan nyata untuk sesama.
Inilah cara hidup yang memuliakan Tuhan sekarang, tanpa kembali ke ritual lama.
Kesimpulan
Melalui tulisan Paulus, kita melihat bahwa sistem imamat dan korban Yahudi tidak dibuang, melainkan digenapi dalam Kristus. Yesus adalah Imam Besar dan korban tunggal untuk selamanya. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk terus menaikkan korban iman yang hidup: syukur dan kasih nyata. ✝️
📖 Lanjut ke Seri Berikutnya:
▶️ Seri 3 – Apakah Yesus Pernah Mengaku Sebagai Tuhan?
🔙 Kembali ke
▶️ Seri 1 – Rasul Paulus dan Keilahian Yesus

Paulus Menjembatani sistem Imamat dan Pengorbanan Yahudi dalam Kristus