Yesus baru selesai menyampaikan Ucapan Bahagia yang menggambarkan karakter warga Kerajaan Allah. Adapun karakter tersebut seperti: rendah hati, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, dan bahkan teraniaya karena kebenaran. Setelah melukiskan profil rohani yang radikal ini, Ia langsung menyatakan:
“Kamu adalah garam dan terang dunia.”
Latar Belakang Teks
1. Bagian dari Khotbah di Bukit
Matius 5:13-16 (Alkitab SABDA)
Ini berarti, identitas sebagai terang dan garam bukan untuk mereka yang sudah sempurna, tetapi untuk mereka yang menyerahkan hidupnya sesuai nilai-nilai Kerajaan Allah.
Klik link di bawah untuk membaca artikel Perjanjian Garam dalam Alkitab.
Perjanjian Garam AlkitabAdapun Kerajaan Allah berbicara tentang kekudusan dan itu dimulai dari penyerahan diri , bukan dari kesempurnaan.
2. Ditujukan kepada Orang Biasa
Yesus tidak sedang berbicara kepada imam atau tokoh masyarakat terpandang, melainkan kepada orang-orang sederhana: nelayan, petani, perempuan, orang sakit, dan mereka yang terpinggirkan. Inilah keajaiban Injil:
3. Kontras dengan Israel Lama
Dalam Perjanjian Lama, Israel dipanggil menjadi terang bagi bangsa-bangsa (Yesaya 49:6), tetapi sering kali gagal memenuhi panggilan tersebut karena terjebak dalam legalisme dan eksklusivitas.
Kini, Yesus membentuk komunitas baru, Israel rohani. Yesus memberi mereka identitas yang sama dengan misi yang diperbaharui: menjadi terang dunia.
Link Bible-Hub untuk konteks selengkapnya.
Konteks lengkap Matius 5:13-16💡 Makna “Terang” dalam Bahasa Yunani

Ὑμεῖς ἐστε τὸ φῶς τοῦ κόσμου
(Hymeis este to phōs tou kosmou)
“Kamu adalah terang dunia.”
Ὑμεῖς (Hymeis) = “Kamu” → menekankan identitas personal, bukan tugas tambahan yang berat.
ἐστε (este) = “adalah” → kamu sudah menjadi terang, bukan akan menjadi setelah berusaha keras.
τὸ φῶς (phōs) = “terang” → dari akar kata φαίνω (phainō), artinya memancarkan, menyinari, memperlihatkan realitas yang tersembunyi.
τοῦ κόσμου (tou kosmou) = “dunia” → cakupannya global dan inklusif, bukan lokal atau sektarian.
🔎 Makna “Kudus” dalam Bahasa Asli
Untuk memahami mengapa terang tidak bisa dipisahkan dari kekudusan, kita perlu menelusuri makna kata “kudus” dalam Alkitab:
Ibrani: קָדוֹשׁ (qadosh)
Artinya: dipisahkan, dibedakan, ditentukan untuk tujuan khusus Allah.
Kudus bukan soal perilaku eksklusif atau superioritas moral, melainkan status identitas yang dipisahkan Allah untuk menyatakan karakter-Nya.
Yunani: ἅγιος (hagios)
Artinya: suci, dikhususkan untuk Allah, berbeda dalam tujuan hidup.
Dalam Perjanjian Baru, kata ini menggambarkan orang percaya yang telah dipanggil keluar dari sistem nilai dunia dan bukan untuk mengasingkan diri, tetapi untuk hidup dengan cara yang menunjukkan siapa Allah itu.
🔥 Menjadi Terang: Empat Dimensi Penting
1. Terang Itu Stabil, Tidak Reaktif
Terang tidak berubah-ubah tergantung situasi di sekitarnya. Justru kegelapan membuat terang tampak lebih jelas dan bermakna. Demikian pula, orang Kristen yang hidup dalam kekudusan seharusnya tidak mudah larut dalam kompromi atau terbawa arus, tetapi tetap memancarkan identitasnya dalam situasi apa pun.
Contoh praktis: Ketika ada orang di kantor terlibat korupsi, kita tidak ikut-ikutan. Sebagai anak terang kita tetap jujur sambil menunjukkan cara hidup yang berbeda.
2. Kekudusan: Dipisahkan, Tapi Tidak Menyendiri
Kekudusan sejati bukan tentang eksklusivitas, tapi tentang misi. Bukan tentang menjauh, tapi tentang hadir sebagai terang.Seperti Yesus yang masuk ke rumah orang berdosa, makan bersama pemungut cukai, dan menyentuh orang yang dianggap najis tanpa kehilangan kekudusan-Nya. Kitapun dipanggil untuk menyatukan tanpa mencair, dekat tanpa terkontaminasi.
3. Terang Bersifat Inklusif dalam Kasih
Terang tidak memilih-milih siapa yang akan disinarinya. Matahari menyinari orang baik dan orang jahat.
Demikian juga, kekudusan kita harus memancar kepada semua orang tanpa diskriminasi, sambil tetap tidak berkompromi dengan dosa.
4. Terang Bertujuan untuk Memuliakan Allah
Yesus menutup perikop ini dengan tujuan yang jelas:
Tujuan akhir bukan agar kita dipuji atau dianggap hebat, melainkan agar orang lain melihat dan mengenal siapa Allah yang sesungguhnya melalui hidup kita. Terang yang sejati selalu menunjuk kepada Sumber terang itu sendiri.
⚖️ Tantangan Zaman Ini: Antara Isolasi dan Kompromi
Di zaman media sosial dan polarisasi yang tajam, orang Kristen sering terjebak dalam dua ekstrem:
Ekstrem 1: Isolasi Rohani
Menjauh dari dunia dengan alasan “menjaga kekudusan,” tetapi kehilangan relevansi dan misi.
Ekstrem 2: Kompromi Total
Menyesuaikan diri sepenuhnya dengan budaya dunia demi “diterima,” tetapi kehilangan identitas sebagai terang.
Jalan Yesus: Hadir penuh di tengah dunia tanpa kehilangan karakter ilahi. Ia makan dengan orang berdosa tetapi tidak berdosa. Ia dekat dengan yang terpinggirkan tetapi tidak kehilangan otoritas moral.
✨ Refleksi dan Aplikasi Praktis
Menjadi terang tidak berarti menjadi sempurna atau tanpa cacat. Artinya menghidupi kekudusan yang otentik. Menyala tanpa perlu disorot, yang memengaruhi tanpa perlu berteriak, yang mengasihi tanpa kehilangan kebenaran.
Terang tidak pernah minta dilihat. Tapi kehadirannya tak bisa diabaikan.
Dalam keluarga: Terang berarti menjadi orang yang pertama meminta maaf, yang mengampuni tanpa syarat, yang melayani tanpa mengharapkan balasan.
Di tempat kerja: Terang berarti bekerja dengan integritas, tidak ikut bergosip, tetapi tetap ramah dan mudah diajak bekerja sama.
Di media sosial: Terang berarti membagikan konten yang membangun, tidak ikut menyebarkan kebencian, tetapi tetap berani menyuarakan kebenaran dengan kasih.
Dalam pelayanan: Terang berarti melayani yang terpinggirkan, menjadi jembatan rekonsiliasi, dan hidup sederhana di tengah materialisme.
📌 Pertanyaan Refleksi
- Apakah aku menyala di tengah keluargaku, atau hanya ketika berada di komunitas rohani?
- Apakah aku hidup kudus yang hadir dan relevan, atau justru yang menjauh dari mereka yang membutuhkan kasih Kristus?
- Apakah hidupku mencerminkan Allah yang berbeda dari sistem dunia, namun tetap penuh kasih?
- Ketika orang melihat hidupku, apakah mereka melihat diriku atau melihat Allah?
- Dalam situasi sulit atau kontroversial, apakah aku cenderung menjadi reaktif ataukah tetap menjadi terang yang stabil?
🙏 Doa Penutup
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah menjadikan kami terang dunia bukan karena kehebatan kami, tetapi karena kasih karunia-Mu. Tolong kami untuk tidak lari dari dunia yang gelap ini, tetapi menyala di tengah-tengahnya. Jadikan kami kudus yang hadir, berbeda yang mengasihi, dan terang yang menunjuk kepada-Mu. Di dalam nama Yesus, Amen.”
