Skip to content
VeniSancteSpiritus  Blog Kristosentris VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris

Belajar Firman Tuhan dengan Alkitab sebagai dasar.

  • Beranda
  • Apa Yang Baru?
  • Renungan
  • Teologi
  • Apologetika
    • Seri Apologetika
  • Tokoh-Tokoh Alkitab
  • Kesaksian Hidup
  • Lagu Rohani
  • Inspirasi Bergambar
  • Tentang Penulis
  • Teologi Penulis
  • Kontak
VeniSancteSpiritus  Blog Kristosentris
VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris

Belajar Firman Tuhan dengan Alkitab sebagai dasar.

Eksorsisme Sosial dan Radikalitas Iman di Era Sistemik

August 23, 2025August 23, 2025

Pendahuluan:

Bayangkan sebuah kota yang dulunya kudus, kini menjadi sarang penyembahan berhala. Bayangkan juga sistem yang seharusnya melindungi iman, justru meracuni jiwa. Dalam Ulangan 13:16-18, Allah memberikan perintah yang menggetarkan:

“Bakar habis semuanya!”

Ini bukan karena kebencian, melainkan karena kasih yang menolak membiarkan umat-Nya binasa dalam sistem yang sudah rusak.

Perikop ini bukan tentang penghancuran fisik semata, tetapi tentang keberanian melakukan pembedahan radikal terhadap struktur kehidupan yang telah menjadi racun bagi iman. Ketika sistem sosial, budaya, bahkan agama telah berubah menjadi berhala yang halus namun mematikan, Allah memanggil kita untuk “membakar” dalam pengertian keberanian untuk membongkar, memperbarui, membangun yang baru.

Ulangan 13:16–18 bukan sekadar kisah penghakiman atas sebuah kota yang berdosa. Ayat-ayat ini menggambarkan bagaimana Allah secara tegas memperlakukan sebuah sistem sosial yang gagal menjaga kekudusan umat-Nya. Kota itu tidak dihukum karena dosa individu semata, melainkan karena seluruh strukturnya. Itu meliputi sistem nilai, kultur, dan praktik sosial yang telah berubah menjadi inkubator penyimpangan dan kedurhakaan.

“Segala jarahan itu harus dikumpulkan di tengah-tengah lapangan dan dibakar habis dengan api sebagai persembahan bakaran bagi TUHAN, Allahmu, dan tempat itu menjadi reruntuhan untuk selamanya, jangan dibangun lagi. Janganlah ada sesuatu pun dari barang-barang yang dikhususkan itu melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murka-Nya yang menyala-nyala itu dan menunjukkan kasih sayang kepadamu dan mengasihani engkau serta membuat engkau bertambah banyak, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.”
➡️ Ulangan 13:16-18

Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika sebuah sistem sudah merusak iman dan moral, tindakan radikal diperlukan: membakar dan membongkar sistem penuh dosa agar bisa membangun yang baru dan kudus.

Berhala Modern: Dari Patung ke Algoritma dan Budaya ⛓️📱

Di zaman sekarang, bentuk berhala tidak lagi sebatas patung atau benda fisik. Berhala hadir dalam:

  • Algoritma media sosial yang mengatur isi pikir dan emosi
  • Budaya kerja yang menekankan produktivitas tanpa hati nurani
  • Sistem nilai yang mendikte cara kita berpikir, bertindak, dan bahkan beriman tanpa kita sadari

“Janganlah kamu membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Janganlah kamu sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu.”
➡️ Keluaran 20:4-5

“Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.”
➡️ Kolose 3:5

Maka pertanyaan penting bukan hanya soal “Apakah saya taat kepada Tuhan?” melainkan, “Apakah saya hidup dalam sistem yang diam-diam membentuk saya untuk tidak taat? Jika iya, bagaimana saya membongkarnya?”

Kristus: Radikal dalam Sistem, Lembut dalam Jiwa ✝️❤️

Yesus menunjukkan radikalitas iman yang sejati. Hal itu ditunjukkan-Nya bukan dalam ekstremisme atau kekerasan, melainkan dalam keberanian menghadapi dan membongkar sistem agama yang munafik dan menyembunyikan dosa.

Ia membalik meja penukar uang di bait Allah dan menegur para pemimpin rohani dengan kata-kata pedas, memanggil mereka “kuburan yang dilabur putih” . Sungguh sebuah gambaran sistem yang kelihatan suci tapi sebenarnya penuh kematian rohani. Namun, Yesus juga lembut menyentuh yang terpinggirkan dan najis, menunjukkan kasih tanpa syarat.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang di luarnya tampak indah, tetapi yang di dalamnya penuh dengan tulang belulang dan segala macam kotoran.”
➡️ Matius 23:27

“Lalu Ia membuat cambuk dari tali dan mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan domba-domba dan lembu-lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke lantai dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.”
➡️ Yohanes 2:15

Radikalitas Kristus bukan sikap keras kepala yang membenarkan diri sendiri, tetapi keberanian untuk menjadi jujur dan membongkar apa pun yang menghalangi kebenaran dan kekudusan.

Hadir di Dunia: Bangun Sistem Alternatif, Bukan Hanya Teladan Pribadi 🌟🏗️

Sebagai orang percaya, kita sering kali diminta untuk menjadi “garam dan terang” dunia. Namun, garam dan terang bukan hanya metafora moral, melainkan metafora struktural:

  • Garam mengubah komposisi makanan
  • Terang mengubah fungsi ruang dan suasana

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
➡️ Matius 5:13-14

“Dan janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
➡️ Roma 12:2

Artinya, kehadiran kita harus mampu membentuk dan mengubah sistem di sekitar kita, bukan sekadar menampilkan diri sebagai contoh teladan pribadi. Kita dipanggil untuk membangun sistem alternatif yang mempengaruhi lingkungan dan menantang sistem dunia yang rusak.

Eksorsisme Sosial: Contoh Praktis di Berbagai Area Kehidupan 👇

“Janganlah ada seorang pun yang menyesatkan kamu dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.”
➡️ Efesus 5:6-7

Refleksi Bersama: Mengapa Ini Penting dan Bagaimana Memulai? 🧠💬

Kita hidup di dalam sistem yang membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak yang sering kali tanpa sadar. Ulangan 13:16–18 mengingatkan bahwa menolak dosa pribadi saja tidak cukup; kita harus berani membongkar sistem yang membuat dosa terasa lumrah dan wajar.

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhilah segala jenis kejahatan.”
➡️ 1 Tesalonika 5:21-22

Ini bukan tugas mudah, bahkan bukan sesuatu yang selesai dalam waktu singkat. Namun, perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil dan konsisten:

  1. Meninjau ulang kebiasaan digital dan konten yang kita konsumsi
  2. Memilih nilai dan warisan yang kita berikan kepada anak-anak
  3. Menata ulang cara kita melayani, mengajar, dan membangun komunitas

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jadilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa jerih payahmu dalam Tuhan tidak sia-sia.”
➡️ 1 Korintus 15:58

Radikalitas iman sejati adalah keberanian untuk berkata jujur bahwa ada hal-hal dalam hidup kita yang harus “dibakar” . Artinya apa? diganti dan diperbarui agar ruang hidup kita menjadi kudus dan memuliakan Tuhan.

Penutup 🌿🙏

Jadikan eksorsisme sosial dalam kehidupan kita bukan sebagai beban berat, melainkan sebagai panggilan iman yang membebaskan dan menyegarkan. Setiap tindakan kecil adalah bagian dari revolusi ilahi, sebuah perjalanan menjadi garam dan terang yang mengubah tatanan dunia, sedikit demi sedikit.

“Sebab itu, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”
➡️ Ibrani 12:28

Eksorsisme Sosial dan Radikalitas Iman di Era Sistemik
Teologi

Post navigation

Previous post
Next post

  • Harta Duniawi dan Jembatan ke Surga: Lukas 16:9-18 dalam Dunia Yesus 🌄✨
  • Tuhan Tidak Terburu-Buru: Panggilan Menjadi Saksi di Tengah Dunia yang Gelisah
  • Yesus sebagai Air Hidup: Sumber Kehidupan Rohani bagi Orang Percaya
  • Ketika Alam Semesta Balas Menatap: Luka dalam Cara Kita Memahami dan Cara Kita Menghindari Relasi
  • “Lebih Baik Ia Tidak Dilahirkan”: Luka Yesus, Tragedi Yudas, dan Gugatan terhadap Eksistensi 💔

©2025 VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris | WordPress Theme by SuperbThemes