Mengapa Kisah Penciptaan Sering Dikritik?
Pernyataan seperti, “Mengapa tumbuhan diciptakan sebelum matahari? Bukankah itu tidak masuk akal?” kerap muncul, khususnya dari kalangan yang berpikir secara saintifik modern maupun dari rekan-rekan non Kristen.
Namun, perlu dipahami bahwa Kejadian pasal 1 tidak dimaksudkan sebagai laporan ilmiah.
Maka Jawabannya adalah: tentu saja tidak!
Kejadian pasal 1 merupakan narasi teologis yang kaya makna, yang mengungkapkan siapa Allah dan bagaimana Ia bekerja. Mari kita telusuri keindahan struktur penciptaan tersebut. ✨
Pola Enam Hari: Allah yang Rapi dan Teratur
✍️ Hari 1–3: Allah Menyiapkan “Wadah”
1️⃣ Hari Pertama: Terang
“Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi.”
📖 Kejadian 1:3
2️⃣ Hari Kedua: Cakrawala
Pemilahan antara air di atas dan di bawah
3️⃣ Hari Ketiga: Daratan, Laut, dan Tumbuhan
Tempat bagi kehidupan telah disiapkan 🌱
✍️ Hari 4–6: Allah Mengisi “Wadah” Tersebut
4️⃣ Hari Keempat: Matahari, Bulan, dan Bintang
Penerang bagi ruang yang telah disiapkan
5️⃣ Hari Kelima: Burung dan Ikan
Mengisi langit dan lautan
6️⃣ Hari Keenam: Binatang Darat dan Manusia
Mengisi daratan sebagai puncak karya penciptaan
Terlihat jelas polanya: Allah tidak mencipta secara sembarangan. Ia terlebih dahulu menyiapkan ruang, kemudian mengisinya. Hal ini mencerminkan Allah yang teratur dan memiliki rencana.
Menanggapi Kritik: “Mengapa Tumbuhan Diciptakan Sebelum Matahari?” 🌿☀️
1. Allah Tidak Bergantung pada Matahari untuk Menciptakan Kehidupan
Terang telah ada sejak hari pertama (Kejadian 1:3), sementara matahari baru diciptakan pada hari keempat.
Allah sendiri adalah sumber terang yang sejati.
Sebagai bukti, di surga kelak tidak akan ada matahari:
“Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya pelita dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka.”
📖 Wahyu 22:5
2. Ini Bukan Pelajaran Biologi, Melainkan Pelajaran Teologi 📚
Kejadian 1 ingin menegaskan bahwa matahari hanyalah ciptaan, bukan objek penyembahan.
Pada masa Mesir kuno dan Babel, matahari disembah sebagai dewa.
Alkitab secara sengaja menempatkan tumbuhan sebelum matahari untuk menyampaikan pesan teologis yang kuat:
“Matahari hanyalah lampu ciptaan Allah. Jangan sampai disembah.”
3. Ada Pola yang Teratur, Bukan Kekacauan 🧩
Allah menciptakan terang terlebih dahulu, kemudian menetapkan “lampu-lampu” di langit. Hal ini menunjukkan bahwa:
✅️ Allah memiliki rencana
✅️ Segala sesuatu diciptakan secara teratur
✅️ Tidak ada yang bersifat kebetulan
Sebagaimana firman-Nya:
“Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.”
📖 1 Korintus 14:33
Pernyataan Kunci dalam Apologetika
“Jika Anda berpikir Allah membutuhkan matahari untuk menumbuhkan tanaman, maka Anda telah menempatkan matahari lebih tinggi daripada Allah. Padahal Alkitab menyatakan: Allah lebih besar daripada matahari, sebab Dialah sumber terang yang sejati.”
Tiga Kebenaran Utama tentang Allah sebagai Pencipta
1. Allah adalah Pencipta Segala Sesuatu
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
📖 Kejadian 1:1
2. Allah Menciptakan dengan Keteraturan
Pola enam hari penciptaan menunjukkan bahwa Allah bukan dewa kekacauan, melainkan Pribadi yang teratur dan memiliki rencana yang indah.
3. Ciptaan Allah Adalah Baik
Setiap hari Allah menyatakan bahwa ciptaan-Nya itu baik. Dan pada akhir penciptaan:
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.”
📖 Kejadian 1:31
Penutup: Kisah yang Indah dan Sarat Makna
Kejadian pasal 1 bukanlah narasi naif yang mudah dibantah. Ia merupakan pengakuan iman yang mendalam tentang Allah yang:
1️⃣ Menciptakan dengan keteraturan
2️⃣ Lebih besar daripada seluruh ciptaan-Nya
3️⃣ Menciptakan segala sesuatu dengan kebaikan yang sempurna
Kritik yang menyatakan bahwa kisah penciptaan tidak logis justru melewatkan pesan utamanya:
“Ciptaan tidak berkuasa atas Allah. Sebaliknya, Allah adalah sumber segala sesuatu“
Oleh karena itu, apabila seseorang menyatakan bahwa Kejadian 1 tidak masuk akal, itu karena mereka tidak memahami keindahan dan kekuatan teologis dari kisah penciptaan tersebut. 💪😊

Perlu diingat: Tujuan utama Kejadian pasal 1 bukan untuk menjelaskan “bagaimana” Allah menciptakan (yang merupakan ranah ilmu pengetahuan), melainkan untuk menyatakan “siapa” yang menciptakan dan “mengapa” Ia menciptakan. Dan jawabannya sungguh indah.