Skip to content
VeniSancteSpiritus  Blog Kristosentris VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris

Belajar Firman Tuhan dengan Alkitab sebagai dasar.

  • Beranda
  • Apa Yang Baru?
  • Renungan
  • Teologi
  • Apologetika
    • Seri Apologetika
  • Tokoh-Tokoh Alkitab
  • Kesaksian Hidup
  • Lagu Rohani
  • Inspirasi Bergambar
  • Tentang Penulis
  • Teologi Penulis
  • Kontak
VeniSancteSpiritus  Blog Kristosentris
VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris

Belajar Firman Tuhan dengan Alkitab sebagai dasar.

Yesus dan Sabat: Dari Hukum Mati Menjadi Perhentian Sejati

June 23, 2025September 12, 2025

Bilangan 15:32–36 menyuguhkan kisah yang mengejutkan: Seorang pria ditemukan mengumpulkan kayu pada hari Sabat, dan ia dirajam sampai mati oleh seluruh umat Israel karena Tuhan sendiri memerintahkannya.

Sekilas, ini tampak seperti hukuman yang sangat kejam hanya untuk pelanggaran kecil. Tapi sesungguhnya, ini adalah gambaran betapa seriusnya pelanggaran terhadap perjanjian Tuhan di masa itu.


1. Mengapa Pelanggar Sabat Harus Mati?

Dalam konteks Perjanjian Lama, Sabat adalah:

  • ✅ Tanda perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya (Keluaran 31:13–17)
  • ✅ Simbol ketaatan dan kekudusan
  • ✅ Pelanggarannya dianggap pemberontakan langsung terhadap Tuhan (Bilangan 15:30–31)

Jadi, mengumpulkan kayu pada hari Sabat bukan sekadar kerja, tetapi penghinaan terang-terangan terhadap kekudusan Allah.


2. Yesus Mengubah Cara Pandang Kita tentang Sabat

Namun, ketika Yesus datang, Dia tidak menghapus hukum itu. Ia menggenapinya (Matius 5:17). Di tangan-Nya, Sabat diberi makna baru yang penuh kasih dan otoritas ilahi.

a. Yesus Menyatakan Diri Sebagai Tuhan atas Sabat

“Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Matius 12:8)

Yesus menyatakan bahwa Dia adalah sumber Sabat itu sendiri. Sebuah klaim keilahian yang sangat jelas.

b. Yesus Menyembuhkan pada Hari Sabat sebagai Tanda Mesianik

Yohanes 5:1–18 dan Lukas 13:10–17

Penyembuhan Yesus pada hari Sabat adalah tanda bahwa Dia membawa pemulihan sejati, bukan sekadar pelaksanaan aturan.

c. Yesus Mengkritik Legalismenya Orang Farisi

Yesus menolak tambahan-tambahan aturan manusia yang membuat Sabat menjadi beban, dan menekankan bahwa kasih jauh lebih penting daripada ritual kosong.


3. Sabat Versi Kristus: Untuk Manusia, Bukan Sebaliknya

“Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Sabat.” (Markus 2:27)

Sabat versi Kristus bukan aturan kaku, melainkan:

  • 🌱 Anugerah dari Allah, agar manusia berhenti dan dipulihkan
  • ❤️ Hari kasih dan belas kasih, bukan kecemasan
  • 🙏 Bayangan dari perhentian kekal dalam Kristus (Ibrani 4:9–10)

4. Dulu Dirajam karena Sabat, Kini Yesus Disalib untuk Pelanggar

Ironi yang indah:

  • Dahulu, pelanggar Sabat dihukum mati.
  • Sekarang, Yesus disalibkan agar para pelanggar bisa masuk ke dalam perhentian Allah.

Baca juga artikel lainnya:

  • 📖 Hanya Satu yang Perlu — Kisah Marta & Maria
  • 🪜 Tangga Iman — Bertumbuh dalam Keserupaan Kristus

Kesimpulan

Yesus tidak membatalkan Sabat, tetapi:

✔ Menggenapinya ✔ Membebaskannya dari legalisme ✔ Menjadikannya hari kasih, pemulihan, dan penyembahan sejati

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)

Sabat bukan sekadar berhenti bekerja. Sabat adalah waktu untuk mengalami kasih Tuhan secara nyata ✝️


Teologi

Post navigation

Previous post
Next post

  • Harta Duniawi dan Jembatan ke Surga: Lukas 16:9-18 dalam Dunia Yesus 🌄✨
  • Tuhan Tidak Terburu-Buru: Panggilan Menjadi Saksi di Tengah Dunia yang Gelisah
  • Yesus sebagai Air Hidup: Sumber Kehidupan Rohani bagi Orang Percaya
  • Ketika Alam Semesta Balas Menatap: Luka dalam Cara Kita Memahami dan Cara Kita Menghindari Relasi
  • “Lebih Baik Ia Tidak Dilahirkan”: Luka Yesus, Tragedi Yudas, dan Gugatan terhadap Eksistensi 💔

©2025 VeniSancteSpiritus Blog Kristosentris | WordPress Theme by SuperbThemes